Berita dan artikel
Pesta Panen Padi Ketan Muda Di Dusun Putak, Desa Loa Duri Ilir Kecamatan Loa Janan
|
Jembayan Kampung Tuha 2018
![]() ![]() ![]() Untuk diketahui kegiatan Festifal Kampong Tuha dilaksanakan sejak 19 sampai dengan 25 Maret 2018, adapun agenda kegiatan berupa karnaval, pertunjukan seni, bazar kuliner dan kerajinan, ngetam padi gunung, olahraga tradisional, ngentul benda, napak tilas situs sejarah, ngapeh budaya, lomba nyanyi lagu kutai, susur sungai jembayan, begenjoh, workshop (kerajinan) dan becolet muha. |
Pesta Laut Kaluku Makkiana
![]() Pembukaan Festival Kaluku Makkiana telah berlangsung pada hari jumat tanggal 9 Maret 2018 di desa Muara Badak Ulu Kec Muara Badak kabupaten Kutai Kartanegara. Festival Kaluku Makkiana, Adalah sebuah Sebuah ritual tahunan yang di rangkaikan dengan acara mappanre tasi dan sijempo’e. setiap prosesi dari rangkaian acara memiliki makna dan filosofi dimna manusia sebagai makhluk yang tidak boleh sombong dan senantiasa berterimakasih kepada sang pencipta alam dan seisinya . Suatu ketika sedang mencari ikan di laut sang nelayan melihat sebuah kelapa yang berputar mengelilingi perahunya, akhirnya sang nelayan membawa pulang kelapa tersebut dan menanmnya di dekat rumah peristirahatannya. Tak disangka semenjak kelapa di tanam banyak hal aneh yang terjadi, kebun – kebun semakin subur, hasil laut semakin melimpah dan banyak hal tak terduga lainnya. Keanehan lainnya yang terjadi pada kelapa yang telah tumbuh tersebut dapat menghasilkan tunas – tunas baru lainnya di sekitar pohonnya tanpa diawali dengan buah, dalam hal ini tunas muncul dengan sendirinya. Ketika tunas baru muncul akan diikuti dengan matinya pohon induk kelapa sebelumnya, begitu seterusnya sehingga kelapa ini disebut sebagai “ Kaluku Makkiana “ yang dalam bahasa bugis artinya kelapa beranak, hingga saat ini kelapa tersebut masih ada di jaga oleh keturunan sang nelayan dan dapat dilihat di gang keramat Desa Muara Badak Ulu Kecamatan Muara Badak. adapun kegiatan yang berlangsung selama Festival Kaluku Makkiana di Kecamatan Muara Badak, Desa Muara Badak Ulu, ialah ada bazar ukm yang berlangsung dari tanggal 9 – 11 Maret, lomba tari tradisional berlangsung dari tanggal 9 – 10 Maret, lomba busana daerah berlangsung dari tanggal 9 – 10 Maret, Lomba Lagu Daerah berlangsung dari tanggal 9 – 10 Maret, dan pada tanggal 11 Maret akan ada gerakan shalat subuh berjamaah ( tausiah, dzikir bersama ), ritual adat pesta laut berlangsung tanggal 11 Maret, Pawai Kapal Hias, sijempoe, mandre sibawa. Special tausiah oleh ustadz H. Raden Affandi S.Psi ( DA 1 MNC TV Jakarta ). |
D’OS Event Muara Jawa
Festival Cerau Kampong Muara Kaman
Acara pun di buka oleh Plt Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Pariwisata, Dra. Sri Wahyuni. MPP, berharap Semoga melalui festival Cerau mampu mengangkat wisata lokal dan menumbuhkan perekenomian masyarakat lokal, Pelaksanaan acara adat Cerau sendiri bertujuan untuk mendukung program pemerintah di bidang pariwisata dan budaya, sehingga mampu mengangkat seni tradisional yang merupakan asli budaya lokal kecamatan Muara Kaman, tradisi adat istiadat Kutai Muara Kaman dapat dilestarikan dalam festival Cerau dan menjadi salah satu ikon sejarah di Kutai Kartanegara. Acara adat Cerau ditandai dengan acara sakral atau ritual arak-arakan Lipan dan Baong Putih, tepong tawar, serta penyalaan damar ketepot. Untuk diketahui bahwa Kesenian Cerau budaya yang berlangsung dari tanggal 17 Februari hingga 23 Februari 2018 ini akan menampilkan sejumlah agenda, diantaranya Pasar Expo, Prosesi ritual adat Mendirikan Tiang Ayu,Tepong Tawar, Penyalaan Damar Ketepot, pentas seni Bejepen, Musik Etnik, Betingkilan, Kelentangan, lomba tradisional berupa Lomba Tarik Tamban diikuti 20 Desa, Lomba Burung Lanten Berkicau, Lomba Betonjakaan, literasi, jelajah situs dan gelar wicara. |
Upacara Peringatan Peristiwa Merah Putih Sangasanga Ke 71.
![]() Plt Bupati Kukar Edi Damansyah membacakan sambutan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, bahwa tujuh puluh satu tahun silam tepatnya 27 Januari 1947, para pejuang Sangasanga dengan gagah berani bertempur melawan aksi pendudukan Belanda. Peristiwa heroik itu telah menorehkan tinta emas yang patut kita kenang sepanjang masa dan sebagai teladan kejuangan bagi generasi sekarang dan generasi mendatang untuk menegakkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur. ![]() ![]() ![]() |
Semangat Peserta Napak Tilas Sangasanga
![]() Salah satu agenda rutin yang selalu di gelar dalam rangka memperingati peristiwa Merah Putih ke-70 di Kecamatan Sangasanga, Kutai Kartanegara ialah Napak Tilas, pada tahun ini peserta Napak Tilas diikuti Sebanyak 128 regu. ![]() Kegiatan Napak Tilas ini dilepas oleh Wakil Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah di Tugu Monumen Perjuangan Merah Putih di Sangasanga Muara, Wakil Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah mengatakan, Napak Tilas ini dilakukan bukan sebagai kegiatan seremonial, namun dapat dimaknai sebagai bagian untuk mengenang perjuangan yang telah dilakukan para pejuang terdahulu dalam membebaskan Sangasanga dari tangan penjajah, yang terjadi tujuh puluh tahun lalu. ![]() Beliau berharap, kegiatan napak tilas itu dapat pula dimaknai sebagai sarana untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan, peningkatan terhadap semangat perjuangan dalam mengisi kemerdekaan. "Mari bergandengan tangan untuk membangun bersama-sama, khususnya Kecamatan Sangasanga agar lebih maju dan lebih baik lagi, dengan bekerja baik, tulus dan ikhlas guna terwujudnya Kutai Kartanegara maju, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan," ![]() Dalam Kesempatannya Camat Sangasanga Gunawan mengatakan, ke-128 regu yang mengikuti Napak Tilas terdari dari, pelajar dan kelompok pemuda yang berasal dari Kota Samarinda, Kecamatan Sangasanga, Muara Jawa, Samboja dan Kecamatan Muara Badak, para peserta akan menempuh jarak 10 kilometer, dari Kelurahan Sangasanga Muara sampai ke ibu kota Kecamatan Sangasanga, dan bagi peserta yang menjadi juara akan menerima uang pembinaan dan tropi. |
Tenggarong Kutai Carnival Menampilkan Tema Kostum Sampe’
Masih dalam rangkaian Festival Kota Raja VI dalam rangka memeriahkan HUT Kota Tenggarong ke 235 , Dinas Pariwisata Kutai Kartanegara kembali menggelar Tenggarong Kutai Carnaval ( TKC) pada Sabtu siang (07/10) yang bertemakan Sampe, Sampe sendiri merupakan alat musik suku Dayak Kalimantan, serta 4 lainnya seperti Buah Bolok, Pesut, Sumpit dan Hudoq. ![]() ![]() Lebih lanjut dikatakannya, selain memfasilitasi pelaku seni tradisi, Dispar juga memfasilitasi pelatih seni kontemporer. Melalui gelar seni ini masyarakat dapat melihat serta menikmati pertunjukkan karya- karya kreative dari management TKC. Diantaranya, bagaimana cara membuat kostum dari kearifan lokal, misalnya pada tahun ini bertemakan Sampe dan Sumpit. ![]() ![]() Para Talen TKC memulai performance di panggung hiburan Tenggarong Fair dan secara perlahan melakukan Karnaval dijalan, masyarakat sangat antusias melihat pagelaran ini dengan sesekali berfoto bersama Talent, Carnival ini berakhir di halaman Kedaton Kutai Kartanegara. |
Jepang Hebohkan EIFAF 2017
Penampilan pentas seni yang dilaksanakan dilapangan Stadion Rondong Demang pada tanggal 28 Juli 2017 yang masih menampilkan tiga Negara peserta Folklore Jepang, Thailand dan Bulgaria serta dua peserta Indonesia. Ini salah satu rankaian dari Erau Adat Kutai & 5Th International Folk Arts Festival Tahun 2017. Penampilan yang pertama tuan rumah sendiri yang tampil yaitu Sanggar Tari LSBK, dilanjutkan penampilan dari peserta Jepang, lalu tuan rumah lagi dari Sanggar Tari Temengang Lian lala dari peserta lagi yaitu Thailand dan Bulgaria. Penampilan dari Negara Jepang mampu memukau dan membuat penonton terhipnotis dengan penampilan yang sisuguhi dari Negara Jepang, apalagi saat gendang di tabukan dengan kencang dan sekuat tenaga secara bergantian membuat merinding mendengarnya. Serta tepuk tangan penonton pun tidak ketinggalan, mereka sangat – sangat menyambut meriah penampilan dari Negara Jepang. |
Kemeriahan Mamanda Di EIFAF 2017
Kesenian Mamanda ikut serta meramaikan Erau Adat Kutai & 5Th International Folk Arts Festival Tahun 2017, Kesenian Mamanda tampil di lapangan parkir Stadion Rondong Demang pada kamis malam tanggal 27 Juli 2017 pukul 20.00 - 22.00 WITA. Hadir pada penampilan kesenian Mamanda ini yaitu Wakil Bupati Kukar Drs. Edi Damansyah,M.,Si, para Kepala Seksi Dinas Pariwisata Kab. Kutai Kartanegara dan masyarakat luar dan dalam Tenggarong. Penampilan Kesenian Mamanda kali ini berjudul “Dendam Cinta Berselimut Angin”. Ceritan ini menceritakan di sebuah Desa kerajaan Panji Berseri, terjadi percintaan antara pemuda kerajaan dengan seorang gadis desa yang cantik jelita yang bernama Bulan. Dikala itu mereka saling mencintai tanpa sepengetahuan orang tua. Dan pada saat yang sama ada seorang pemuda biasa bernama Alif yang ingin mendapatkan cinta Bulan. Sungguh tak diduga cintanya pun ditolak dengan nada yang sombong karena dia sudah memiliki seorang kekasih yang bernama Pangeran Kusuma Jaya Putra Mahkota Kerajaan Panji Berseri, Alif pun tidak tinggal diam, dia mendatangi seorang dukun untuk membunuh pangerah sehingga dia bias memiliki Bulan. Pangeran pun akhirnya jatuh sakit, dan kembali keistana, setiba dikerajaan raja dan permaisuri sangat terkejut melihat putranya yang datang dengan keadaan sakit, raja pun memerintahkan kepada pahlawan untuk mencari seseorang yang bias mengobati pangeran. Pahlawan pun tiba dikerajaan dengan seseorang mengobati pangeran. Pangerang diobati oleh petapa tua yang konon bias mengobati orang sakit dengan cara belian. Dan Alif pun ditangkap dan dibawa kekerajaan Panji Berseri untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya terhadap pangeran. |